Ketidakjelasan

Liburan oh liburan…

Suramnya liburan kali ini, udah sakit engga sembuh-sembuh laptop juga engga bisa dipakai .___.” Miris banget engga sih ckckck.. Jadi hari ini, aku mau cerita tentang banyak hal yang engga jelas dan engga nyambung satu sama lainnya haha :D

Ketidakjelasan pertama

 –YANG KWEREN HARUS DIBAGI–

Beberapa hari yang lalu, setelah bangun tidur tiba-tiba keinget sama suatu potongan lagu yang kayaknya engga asing, tapi kok asing juga ya. Akhirnya aku mutusin buat cari potongan lagu itu di google dan ketemulah lagu  #On Bended Knee~ setelah kudenger-denger emang lagu itu kwerennnnnn banget dan engga mbosenin sama sekali. Haha, emang relatif sih kweren engganya, tapi menurutku sih kweren banget. Kalau lagi selo, coba deh kapan-kapan cari lagu itu.. tapi engga njamin juga lo kalo menurut kalian biasa aja hoho :p

Ketidakjelasan kedua

                      –BAIK–

Seorang anak memutuskan pergi menjelajah keluar dari rumahnya untuk mencari definisi “orang yang baik”. Di umurnya yang baru 5 tahun, setiap melihat orang ia tidak pernah takut ataupun berburuk sangka. Siapapun yang memberinya hadiah entah itu makanan ataupun mainan selalu ia anggap sebagai orang yang baik. Umurnya semakin bertambah dan orang yang dikenalnya pun semakin beragam. Definisi dari “orang yang baik” itu pun berubah. Ia  mulai melihat dunia dari segi yang berbeda. Banyak manusia-manusia yang ditemuinya bersifat seperti semi manusia dan selalu melakukan penipuan, pembohongan, kecurangan, dan masih banyak lagi.  Tak ada seseorang pun yang ia percaya. Bukannya tidak mau , tapi ia takut untuk menerima resiko dari sebuah “kepercayaan”.  Definisi dari orang baik ini semakin membingungkan baginya.

 Dalam perjalanan dan perenungannya selama bertahun-tahun akhirnya ia menemukan sebuah titik yang tidak jelas, namun memperjelas semuanya. Ia sadar dirinya bukan yang terbaik, ia juga sadar dirinya tidak baik. Tidak ada orang yang baik di dunia ini, begitu pula orang yang jahat. Semua orang pernah berbuat baik, juga berbuat jahat dan itu wajar.

Ketidakjelasan ketiga

         –BELUM BERJUDUL–

Kadang aku berharap sisi putihnya tak terlihat lagi

Agar kakiku tidak melangkah kemana ia melangkah

Dan agar mataku tidak melihat dimana ia berada

Berharap sirna seiring datangnya gelap

Hingga nanti jalan akan terbagi

Mulai percaya untuk tidak percaya

Menggenggam kekosongan ruang

Mendengarkan suara semut

Dingin rasanya….